Abah, Petualangan saya bersepeda bersama Abah dan kawan-kawan melintasi Pulau Jawa dan Bali, sungguh sangat berarti, banyak pelajaran yang telah diberikan kepada saya baik jasmani dan rohani.
Ketika saya hampir putus asa diujung pendakian, Abah selalu memberikan harapan dan kekuatan lihat Antena TV ditanggal sedepa, jalan menurun didepan mata, aaaach benar saja bagi biker situasi itu merupakan kenikmatan yang susah digambarkan. Abah, ketika sepeda mendaki Bukit Manoreh, saya tertinggal dan dengan sabar dan melindungi, Abah, Kang Erik dan Kang Tutang tetap menemani, sampai akhirnya mampu saya lewati. Abah telah membebaskan saya dari Gadget, MP3 untuk membuangnya dan saya bisa menikmati suara angin, daun, burung, jengkrik dan gemericik air sambil tetap bersepeda melintasi hutan. Menikmati makan malam di Malioboro, Abah dengan gitar menghibur masyarakat Probolinggo, mereka ikut menyanyi, bersenandung Melati dari Jayagiri, Burung Camar dan Sejuta Kabut. Bagaimana caranya Abah memperlakukan alam dengan santun, sepanjang perjalanan tidak mematahkan batang dan ranting pohon, tidak membuang kotoran disembarang tempat dan lubang, tidak membuang sampah, konsekuen sampai akhir. Paiton dan hutan jati kulewati menyusuri pantai utara Jatim.
Gilimanuk disenja hari, bulan merah menjadi saksi perjalanan terakhir mengayuh sepeda.
Abah Iwan Guruku, sahabatku terima kasih atas jerih payahmu, hidupku bertambah muda 25 tahun.
Ya Alloh jadikanlah 60 tahun hidupnya anugrah syukur dan sujudnya kepada Mu
Nuhun…..nuhun…..nuhun ……. Abah, Selamat Hari Jadi ke 60
Salam, ……………..Achmad Shalihin
Leave a comment